Coban Jodo adalah air terjun yang bisa diakses dari jalan dusun
Bendolawang desa Ngadirejo kec Jabung, Kabupaten Malang. Wana wisata
tersebut sudah dibuka untuk umum dengan tiket masuk sebesar Rp.10.000
dan jasa pemandu Rp.50.000 untuk satu kelompok maksimal 10 orang
.
Dari arah jalan LA Sucipto Malang/ Stasiun Blimbing Malang, perjalanan dapat ditempuh sejauh 14 km ke arah Kecamatan Jabung. Sesaat setelah memasuki gerbang masuk Kota Tumpang, tepatnya jalan raya Jeru (Kenongo), terdapat pertigaan jalan raya. Jalan yang belok ke kiri ke arah desa Ngadirejo, sedangkan yang lurus ke arah kecamatan Tumpang. Di sini terdapat papan penunjuk ke beberapa air terjun lainnya, yaitu Coban Jahe, Coban Siuk. Di sini juga terdapat pangkalan ojek Kenongo yang bisa mengantar ke dusun Bendolawang ds Ngadirejo apabila perjalanan di tempuh dengan angkutan umum.
Dari simpang Kenongo, perjalanan sampai ujung jalan raya Ngadirejo dapat ditempuh kurang lebih 13 menit (6,2 km). Di kanan kiri jalan banyak ditemui kebun singkong yang merupakan salah satu komoditi andalan desa Ngadirejo.
Dari ujung aspal dusun Bendolawang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki atau memakai motor / mobil offroad menyusuri jalan berbatu (makadam) sepanjang kurang lebih 1 km yang dinamakan Jl Coban Jodo sesuai obyek wisata yang ada di lokasi tersebut. Di beberapa bagian jalan, terdapat cor semen yang cukup membantu para pengendara motor. Dari jalan makadam ini, papan penunjuk menuju Coban Jodo dapat ditemui di sebelah kanan, jalan setapak selebar kurang lebih 1 m yang menuju ke arah air terjun. Jalan setapak ini menyusuri perkebunan kopi yang cukup rindang dan nyaman untuk sekedar beristirahat sejenak.
Dari arah jalan LA Sucipto Malang/ Stasiun Blimbing Malang, perjalanan dapat ditempuh sejauh 14 km ke arah Kecamatan Jabung. Sesaat setelah memasuki gerbang masuk Kota Tumpang, tepatnya jalan raya Jeru (Kenongo), terdapat pertigaan jalan raya. Jalan yang belok ke kiri ke arah desa Ngadirejo, sedangkan yang lurus ke arah kecamatan Tumpang. Di sini terdapat papan penunjuk ke beberapa air terjun lainnya, yaitu Coban Jahe, Coban Siuk. Di sini juga terdapat pangkalan ojek Kenongo yang bisa mengantar ke dusun Bendolawang ds Ngadirejo apabila perjalanan di tempuh dengan angkutan umum.
![]() |
| penunjuk arah memakai Google Map dari jalan raya Jeru ke jalan raya Ngadirejo |
Dari simpang Kenongo, perjalanan sampai ujung jalan raya Ngadirejo dapat ditempuh kurang lebih 13 menit (6,2 km). Di kanan kiri jalan banyak ditemui kebun singkong yang merupakan salah satu komoditi andalan desa Ngadirejo.
Dari ujung aspal dusun Bendolawang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki atau memakai motor / mobil offroad menyusuri jalan berbatu (makadam) sepanjang kurang lebih 1 km yang dinamakan Jl Coban Jodo sesuai obyek wisata yang ada di lokasi tersebut. Di beberapa bagian jalan, terdapat cor semen yang cukup membantu para pengendara motor. Dari jalan makadam ini, papan penunjuk menuju Coban Jodo dapat ditemui di sebelah kanan, jalan setapak selebar kurang lebih 1 m yang menuju ke arah air terjun. Jalan setapak ini menyusuri perkebunan kopi yang cukup rindang dan nyaman untuk sekedar beristirahat sejenak.
Di sini juga terdapat larangan mengambil rumput bagi warga sekitar demi
menjaga kelestarian hutan. Tentunya tidak hanya rumput, akan tetapi juga
termasuk seluruh jenis tumbuhan dan binatang yang menjadi penyokong
keanekaragaman hayati di wilayah ini. Kita sebagai pendatang, juga
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kelestarian hutan,
dengan tidak membuang sampah / membawa kembali sampah dan tidak
mengambil apapun yang ada di hutan.
Di
beberapa titik jalan setapak ini, dapat ditemui beberapa sumber air
yang masih alami, mengalir dari sela-sela bebatuan dan tanah. Oleh
karena itu, kita tidak perlu membawa bekal air terlalu banyak, karena
cukup banyak sumber air yang bisa langsung diminum atau sekedar
membasahi tubuh. Ujung jalan ini akan semakin menurun dan curam di
beberapa bagian. Disarankan untuk saling menjaga dan ekstra
berhati-hati, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah
menyusuri jalan setapak, kita akan bertemu dengan sungai yang masih
bersih dan alami. Menyusuri sungai adalah perjalanan berikutnya yang
akan cukup menguras tenaga.
Pada saat menyusuri sungai ini, sebaiknya barang bawaan terutama hp,
kamera, dan peralatan lainnya dimasukkan ke dalam kantong plastik, guna
mencegah kerusakan saat terpeleset atau terjatuh. Demikian halnya dengan
alas kaki, pakailah yang nyaman untuk dipakai berjalan di jalan setapak
sekaligus di aliran sungai. Sandal gunung adalah pilihan terbaik.
Setelah berjalan sekitar 15 menit, kita akan bertemu dengan air terjun pertama yang tidak terlalu besar di sisi kiri tebing. Debit airnya kecil dan hanya mengeluarkan suara gemericik air, sehingga disebut Coban Kricik oleh warga sekitar.
Setelah berjalan sekitar 15 menit, kita akan bertemu dengan air terjun pertama yang tidak terlalu besar di sisi kiri tebing. Debit airnya kecil dan hanya mengeluarkan suara gemericik air, sehingga disebut Coban Kricik oleh warga sekitar.
Setelah melewati air terjun tersebut, perjalanan kembali dilanjutkan
dengan tetap menyusuri sungai, berpindah dari sisi kanan dan kiri sungai
dengan sesekali menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam.
Tidak seberapa jauh, di sebelah kiri sungai, akan ditemui air terjun yang kedua, yang dinamakan Coban Arema oleh warga setempat. Di artikel lain, air terjun yang satu ini juga kerap disebut Coban Singo,
karena susunan batu di air terjun tersebut menyerupai kepala singa.
Menurut sesepuh warga, di sini terdapat empat penjaga hutan yang tidak
kasat mata. Dua di antaranya dikenali sebagai Syech Subakri dan Syech
Wiro Tirto.
Di beberapa titik, terdapat juga tempat yang cukup landai dan nyaman
untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan alam yang indah.
Gemericik air sungai yang menyejukkan hati, di tambah lansekap dinding
batu dan tanah cadas yang diselimuti belukar hijau, menjadi gambaran
indah alam yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Berhentilah
sejenak, dan abadikan semuanya.
Tak terasa, bunyi gemuruh air semakin jelas terdengar. Pertanda bahwa
air terjun yang cukup besar tidak seberapa jauh lagi. Yaa, akhirnya kami
menapakkan kaki di Coban Jodo, air terjun yang saling berhadapan yang mata airnya dikenal sebagai Sumber Slamet.
Ucapan terimakasih dan salam hormat kami kepada pak Tarup (alm), pak
Yono, mas Sunarto dan bapak-bapak lainnya yang telah mengawal perjalanan
kami pertama kali ke Coban Jodo dan menunjukkan semangat yang luar
biasa merintis jalan dan menjaga kelestarian hutan bersama warga dusun
Bendolawang desa Ngadirejo kecamatan Jabung. Sampai dengan saat ini,
terhitung sudah lebih dari lima kali kami berkunjung ke tempat ini
bersama komunitas Batu Local Guides.
Semoga, semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan wana wisata ini
selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam menjaga alam dan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pengunjung Coban Jodo.
Tips :
1. Persiapkan fisik, karena perjalanan yang akan ditempuh cukup berat.
1. Persiapkan fisik, karena perjalanan yang akan ditempuh cukup berat.
2. Tidak disarankan mengajak anak kecil.
3. Pakailah sandal gunung atau sepatu karet.
4. Bawa bekal makanan dan obat pribadi secukupnya.
5. Bawalah kembali sampah anda, karena hutan bukanlah tempat sampah.
Google Maps :
1. Jalan Coban Jodo
2. Jalan Masuk Ke Coban Jodo
3. Musholla
4. Coban Kricik
5. Coban Suko
6. Coban Singo
7. Coban Jodo
Contact person :
Google Maps :
1. Jalan Coban Jodo
2. Jalan Masuk Ke Coban Jodo
3. Musholla
4. Coban Kricik
5. Coban Suko
6. Coban Singo
7. Coban Jodo
Contact person :
Pak Priyantono 085895454323
sumber:
http://br14n1m4g3s.blogspot.com/2016/10/coban-jodo.html




1 Komentar
Sebuah tulisan artikel yang sangat bagus dan membantu sekali. Artikelnya tersusun dengan rapi dan isinya sangat jelas dan mudah dipahami bagi para traveller yang ingin mengunjungi Coban Jodo.
BalasHapusTerlebih lagi di artikel di jelaskan mulai dari titik pusat kota sampai tujuan wisata, dan lebih lagi ada contact person pihak terkait jika mau berwisata ke Coban Jodo.
Semoga lebih banyak artikel lagi yang bisa dijadikan panduan para traveller ...
Semangat ....