Ticker

6/recent/ticker-posts

Batu Local Guides : Explore Banyuwangi 2nd Chapter

 

thetaplus_20211130200131426~2.jpg

 

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 20 Nopember 2021, saya bersama 9 anggota Batu Local Guides, memulai perjalanan panjang ke Kabupaten Banyuwangi. Perjalanan kali ini dalam rangka memenuhi keinginan sebagian anggota yang belum sempat ikut pada acara Explore Banyuwangi sebelumnya. Perjalanan ini juga sekaligus untuk meramaikan ulang tahun Banyuwangi Local Guides yang pertama.

 

Kami berangkat menjelang tengah malam dari basecamp, dengan menumpang mobil Hiace berkapasitas 15 penumpang. Cukup lega untuk kami bersepuluh, sebagian bisa menyimpan barang atau sekedar berselonjor kaki. Sesuai rencana, kami sampai di Gandrung Statue Banyuwangi di Sabtu pagi, tanggal 20 Nopember 2021. Matahari masih malu-malu di balik awan. Kami pun berburu foto di sekitar patung penari Gandrung yang ada di Pantai Watu Dodol ini.  Dari sini, kami bergeser sejauh 1 kilometer untuk berburu foto di spot kedua, yaitu Menara Osing. Menara yang sudah tidak lagi berfungsi ini, menjadi spot foto ikonik di Banyuwangi. Di kawasan ini, kami harus cukup berhati-hati melangkah, karena di beberapa titik, terdapat kotoran hewan yang digembala di sekitar tempat ini. Setelah puas berburu foto, kami menuju salah satu warung untuk sarapan bersama, yaitu Warung Prasmanan Mbak Nur. Warung ini pernah saya kunjungi sebelumnya, dan sepertinya menunya cocok untuk sarapan pagi, karena masing-masing bisa meilih lauk kesukaan yang disajikan secara prasmanan.

 

thetaplus_20211130200603950~2.jpg

 

Setelah semua kenyang dengan menu sarapan, kami menuju Pantai Cacalan, untuk menumpang mandi. Sepertinya asyik juga pagi-pagi bisa berenang sebentar di pantai. Namun sayang, setelah kami membayar tiket masuk, terdapat larangan bagi pengunjung untuk mandi di pantai. Kami pun menumpang mandi di beberapa kamar mandi yang disediakan untuk pengunjung. Setelah puas mandi dan membersihkan badan, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Telemung. Bukan tanpa alasan kami pergi ke desa ini, karena saat ini sedang berlangsung Festival Durian di desa tersebut. Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah kami di Desa Telemung. Masih belum terlalu ramai pengunjung, sehingga kami bisa memarkir kendaraan tidak begitu jauh dari lokasi festival, di mana di sepanjang jalan desa, disajikan buah durian lokal, dan juga jajanan olahan buah durian. Di beberapa spot, terlihat pengunjung yang sedang asyuk menikmati buah durian yang terlihat menggoda. Akhirnya, kami memilih buah durian yang dijajakan oleh seorang bapak-bapak tua yang tidak terlihat ada pembeli. Tidak banyak menawar harga, saya minta dipilihkan durian yang enak. Dipilihlah beberapa durian yang beda warna dan varian, entah apa namanya saya tidak terlalu ingat. namun rasanya memang benar-benar lezat. Di bawah gerimis hujan, kami menikmati durian Telemung sampai puas. Bergeser ke penjual di bagian bawah, kami membeli buah manggis yang juga buah lokal Desa Telemung. Sepertinya, tahun depan kami harus kesini lagi untuk berburu buah-buah lezat ini.

 

 

Puas berburu durian dan manggis, kami bergerak menuju spot berikutnya, yang menjadi tempat meet-up Banyuwangi Local Guides 1st Anniversary. Warung Kali Sodong namanya. Tempat ini biasanya cukup ramai pengunjung, karena keunikannya mengusung konsep makan di atas kali dangkal sambil menikmati pemandangan alam berupa hamparan sawah dan pondok-pondok kayu yang artistik. Sampai di parkiran, suasana masih gerimis. Kami harus berjalan menyusuri jalan kampung untuk sampai ke lokasi. Di sana sudah menunggu salah satu anggota Banyuwangi Local Guides, mas Teguh, yang juga penggiat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Di Banyuwangi. Sementara anggota lainnya, masih dalam perjalanan karena terkendala hujan yang semakin lebat. Sambil menunggu, kami berburu foto di kawasan ini. Sebagian anggota memesan menu makan siang. Beberapa anggota Banyuwangi Local Guides mulai berdatangan dengan memakai jas hujan. Satu demi satu menu makanan pun datang diantarkan para pelayan yang memakai caping petani. Keren juga ya. Makan siang pun terasa istimewa, di tengah spot cantik ditemani rinai hujan yang tak kunjung reda. Selesai makan siang bersama, acara pun dimulai dengan sharing session dengan pembawa acara mbak Arynd yang juga admin Banyuwangi Local Guides. Sharing session diisi oleh pak Tulus, pak Hariri (pengelola tempat Wisata kali Sodong), saya, dan terakhir mas Bagus Rochadi. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab, diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta yang hadir. Sore itu, kami juga mendapatkan undangan untuk makan malam di Hotel Kokoon Banyuwangi. Namun karena quota terbatas untuk enam orang, akhirnya dipilihlah anggota dengan kontribusi tertinggi. Berangkatlah enam orang perwakilan ke Hotel Kokoon, sementara peserta lain diarahkan untuk makan malam di Seafood Ompleh, yang juga milik anggota Banyuwangi Local Guides.

 

thetaplus_20211128163108507~2.jpg

 

Sesampainya di Hotel Kokoon Banyuwangi, kami disambut oleh bu Yossie, salah satu manager di hotel tersebut. Kami diajak untuk menuju Rooftop Lounge yang terletak di lantai 8. Di sana kami saling memperkenalkan diri, sambil berbagi pengalaman dalam memberikan ulasan dan menambahkan konten di setiap tempat yang kami kunjungi. Sambil menunggu makanan siap disajikan, kami di ajak untuk melihat suasana Banyuwangi dari rooftop hotel ini. Waw, di sini tersaji pemandangan indah waktu senja tiba di sekeliling Banyuwangi. Tampak lampu-lampu sudah menyala, sementara awan tebal menghiasi langit biru yang secara perlahan mulai gelap. Puas berburu foto di puncak hotel tertinggi di Banyuwangi ini, kami diarahkan untuk menuju spot menu all-you-can-eat, dimana tersaji berbagai jenis makanan dan jajanan yang bisa dinikmati sepuasnya. Tak lupa, sebelum mulai mengambil makanan, kami memotret di setiap sudut makanan ini disajikan, untuk diunggah di Google Maps. Hingga akhirnya kami pun secara bergiliran mulai memilih menu makanan, minuman dan jajanan sesuai dengan pilihan masing-masing. Sekitar jam 7 malam, satu grup band Reggae mulai memperdengarkan lagu. Kami pun bergerak berburu foto sambil menikmati penampilan grup band tersebut. Dalam satu kesempatan, salah satu anggota kami diajak untuk ikut bernyanyi. Tak pelak, heboh sudah suasana malam itu, ketika akhirnya kami bergoyang bersama. Setelah ikut menyumbangkan dua buah lagu, kami pun berpamitan kepada bu Yossie. Beliau menyampaikan terimakasih atas kedatangan kami dan mempersilahkan mampir apabila sewaktu-waktu berkunjung ke Banyuwangi.

 

Menuju spot terakhir yang akan menjadi tempat kami menginap malam itu, terlebih dahulu kami menyusul para anggota yang ada di kedai Seafood Ompleh. Di sana, tampak wajah-wajah kekenyangan setelah menyantap menu seafood mix, yang berisi kerang beberapa jenis, kepiting, udang, cumi, dengan bumbu asam manis. Saya pun berpamitan kepada pasangan pemilik kedai, mas Fendy dan mbak Sol. Dari sini kami menuju Pantai Bangsring untuk mendirikan tenda. Meski cukup lelah mengikuti perjalanan seharian, semua peserta masih tampak semangat untuk mendirikan tenda. Tidak perlu waktu lama, 4 tenda pun berdiri tegak, lengkap dengan hammock di pinggir pantai dan tikar di tengah-tengah tenda. Kami pun menghabiskan malam itu dengan sederet cerita seru di setiap spot persinggahan.

 

Minggu pagi, tanggal 21 Nopember 2021, mendung tebal menyelimuti ufuk timur, sehingga kami tidak bisa menikmati matahari terbit. Sambil mengemasi tenda dan barang-barang bawaan ke mobil, kami bersiap-siap untuk sarapan di beberapa warung yang sudah mulai buka. Mie goreng menjadi sarapan favorit pagi itu. Setelah semua peserta puas menyantap sarapan, kami bergeser ke tempat pendaftaran snorkeling Pantai Bangsring. Di sini, kita bisa menikmati snorkeling di rumah apung, dengan biaya sewa baju pelampung dan alat snorkeling sebesar 35 ribu rupiah, dan ongkos penyeberangan sebesar 5 ribu rupiah per orang. Setelah semua memakai peralatan masing-masing, kami menyeberang ke rumah apung. Di sini, kita tinggal mengapung di air sambil melihat berbagai jenis ikan di  bawah permukaan air. Ada yang masih tegang ketika mengapung dan merasa miring. Ada yang langsung menikmati dan berenang sambil menikmati keberagaman ikan yang tampak berwarna warni. Ada juga yang sibuk mengambil foto dan video. Menjelang siang, kami mengakhiri kegiatan di pantai ini dengan membersihkan diri dan berganti baju.

 

Dari Pantai Bangsring, perjalanan dilanjutkan menuju salah satu tempat makan favorit di Banyuwangi, yaitu Kedung Lumpang Resto. Berbagai menu makanan dan jajanan tradisional ada di sini. Kami memesan Ayam Lalapan, Ayam Kesrut, Pecel lele, dan Nasi Tempong, serta beberapa jenis minuman dan jajanan tradisional. Dari sini, kami menuju spot Wisata Alam Kawah Wurung, dengan melewati jalan raya Gunung Ijen. Tampak pemandangan indah di sepanjang jalan yang diapit oleh Gunung Ijen dan Gunung Ranti. Di Paltuding, kami beristirahat sebentar sambil menikmati kopi panas.

 

Sekitar jam 14.30, kami sampai di kawasan Wisata Alam Kawah Wurung. Mulai dari tempat parkir kendaraan, kami berburu foto panorama indah tempat ini. Kemudian bergerak ke atas melalui puluhan anak tangga hingga sampai di spot bertuliskan Kawah Wurung Bondowoso. Dari sini, agak naik ke atas, sampailah kami di bibir puncak Kawah Wurung. Sejauh mata memandang, terlihat jajaran perbukitan dan padang rumput di bawah sana. Sungguh mempesona. Ini adalah spot terakhir dari perjalanan kami selama dua hari ini. Dari sini, kami menuju arah pulang melalui jalan raya Ijen di sisi Kabupaten Bondowoso yang ternyata cukup panjang berkelok-kelok, hingga mencapai alun-alun Bondowoso pada jam 18.00. Mungkin kondisi badan yang sudah lelah, kami semua tertidur pulas hingga tak terasa sampai di rest area Utama Raya Kabupaten Situbondo pada jam 19.40. Di sini kami menyempatkan diri untuk makan malam, sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

 

 

Tepat di jam 23.23, kami sampai di basecamp. Di sini kami harus berpisah. Sebagian peserta melanjutkan perjalanan pulang ke Kota Batu. Sebagian lagi ke Turen, Kabupaten Malang. Sungguh perjalanan dua hari yang melelahkan, sekaligus sangat menyenangkan bisa mengunjungi berbagai spot cantik di Banyuwangi dan Bondowoso. Ini akan menjadi kenangan perjalanan yang luar biasa, karena tidak setiap hari kita bisa berkumpul dan menikmati perjalanan selama dua hari. Terima kasih kepada semua anggota Batu Local Guides yang telah turut serta dalam perjalanan kali ini. Terima kasih juga kepada semua anggota Banyuwangi Local Guides yang telah menyambut kedatangan kami dengan penuh kehangatan. Semoga kita semua bisa dipertemukan kembali dalam kesempatan lain dalam meet-up seru berikutnya.

Salam, Brian 

Posting Komentar

0 Komentar